Archive for 02/19/13
KATA
PENGANTAR
Om
swastiastu
Tiada kata dan tindakan dengan
ketulusan hati untuk diungkapkan selain ungkapan syukur dan pujian kehadapa ida
sang hyang widhi wasa/Tuhan yang maha Esa, kerena berkat pertolongan-Nya kami
dapat menyelesaikan
tugas Makalah yang berjudul ―kata ganti dan kata bilangan”.
tugas Makalah yang berjudul ―kata ganti dan kata bilangan”.
Makalah ini merupakan tugas yang
dibebankan oleh pihak pihak pendidik di SMK GIRI PENDAWA, Dalam penulisan
makalah ini kami sangat banyak dibantu oleh para kakak kelas kami. Dan
kami mengucapkan terima kasih yang tiada hingga kepada para pembimbing
yang selama ini membimbing kami. Ucapan terimakasih itu kami tujukan kepada:
yang selama ini membimbing kami. Ucapan terimakasih itu kami tujukan kepada:
1. Ni Luh Gede Septiani selaku pembimbing dan guru bidang studi bahasa
Indonesia
2. I Komang Bagiarta selaku kakak kelas
yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini
3. Angota kelompok yang telah bekerja
sama dalam penyusunan makalah ini.
beserta
bebeapa pihak yang tidak penyusun sebutkan namanya satu persatu,
penyusun mengucapkan banyak
terimakasih atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada kami.
Sebagai manusia biasa yang tidak
akan luput dari kesalahan dan kekeliruan, kami sadar akan penyusunan ini
terdapat kesalahan, ketidak lengkapan, atau kekurangan. Maka kami sebagai
penulis mohon partisipasinya guna mengoreksi penulisan ini agar lebih layak dan
dapat di terima oleh halayak banyak. Kritik dan saran yang
membangun pada yang mendekati kesempurnaan dalam makalah kami (kata ganti dan
kata bilangan).
Om Santih Santih Santih Om
Besakih 14 januari 2013
perwakilan penyusun
perwakilan penyusun
(Ni Kadek Nita)
PENDAHULUAN
1. Latarbelakang
Dalam realita yang ada, telah kita
ketahui bersama bahwa perbedaan ada warna dari
sebuah kehidupan, maka dari itu sudah barang tentu dan lazim dalam realita kehidupan
secara efektifitas manusia saling berhubungan satu antara lainnya. Dari perbedaan daerah di
dunia indonesia khususnya, sudah barang tentu beda daerah maka beda bahasa atau cara
berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
sebuah kehidupan, maka dari itu sudah barang tentu dan lazim dalam realita kehidupan
secara efektifitas manusia saling berhubungan satu antara lainnya. Dari perbedaan daerah di
dunia indonesia khususnya, sudah barang tentu beda daerah maka beda bahasa atau cara
berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
Untuk mengatasi perbedaan agar menjadi
sebuah vareasi hidup yang ideal indonesia
yang terdiri dari beberapa pulau atau daerah menetapkan bahasa pemersatu indonesia yang
di gunakan dan sudah di sepakati adalah bahasa ―melayu. Seperti yang telah tertuang dalam
sumpah pemuda. Akan tetapi indonesia tidak semua/minoritas masyakatnya tidak bisa
mengklasifikasikan kata yang sering di ucapkan dalam berbahasa indonesia, maka dari itu
kami mencoba mengurai tantang ―bagian dari kelas kata/kategori kata yaitu kata ganti dan kata bilangan dalam bahasa indonesia.
yang terdiri dari beberapa pulau atau daerah menetapkan bahasa pemersatu indonesia yang
di gunakan dan sudah di sepakati adalah bahasa ―melayu. Seperti yang telah tertuang dalam
sumpah pemuda. Akan tetapi indonesia tidak semua/minoritas masyakatnya tidak bisa
mengklasifikasikan kata yang sering di ucapkan dalam berbahasa indonesia, maka dari itu
kami mencoba mengurai tantang ―bagian dari kelas kata/kategori kata yaitu kata ganti dan kata bilangan dalam bahasa indonesia.
Kata
Ganti atau Pronomina
Yang termasuk dalam jenis kata ini
adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang
dibendakan. Pembagian Tradisional menggolongkan kata-kata ini ke dalam suatu
jenis kata tersendiri. Ketentuan ini tidak dapat dipertahankan dari segi
structural, karena kata-kata ini sama strukturnya dengan kata-kata benda
lainnya. Oleh karena itu dalam usaha mengadakan pembagian jenis kata yang baru
kita akan menempatkannya dalam suatu posisi yang lain dari biasa.
Kata-kata ganti menurut sifat dan fungsinya
dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain:
1.
Kata Ganti Orang atau Pronomina Personalia
Ø Kata Ganti Orang dalam bahasa
Indonesia adalah:
Tunggal :
orang ke-I : aku
orang ke-II : engkau
orang ke-III : dia
Tunggal :
orang ke-I : aku
orang ke-II : engkau
orang ke-III : dia
Ø Jamak :
orang ke-I : kami,kita
o98yorang ke-II : kamu
orang ke_III : mereka
orang ke-I : kami,kita
o98yorang ke-II : kamu
orang ke_III : mereka
a. Untuk orang I
Untuk orang pertama tunggal, guna
menyatakan kerendahan diri dipakai kata-kata hamba, sahaya (Sansekerta:
pengiring, pengikut), patik, abdi. Sebaliknya untuk mengungkapkan
suasana yang agung atau mulia maka kata kami yang sebenarnya digunakan
untuk orang pertama jamak dapat dipakai pula untuk menggantikan orang pertama
tunggal. Ini disebut pluralis majestatis.
b. Untuk orang II
Untuk orang kedua tunggal dipakai paduka
(Sansekerta: sepatu), tuan, Yang Mulia, saudara, ibu, bapak, dan
lain-lain. Semuanya itu dipakai untuk menyatakan bahwa orang yang kita hadapi
jauh lebih tinggi kedudukannya daripada kita. Kata kamu yang sebenarnya
merupakan kata ganti orang kedua jamak dipakai pula sebagai pluralis
majestatis untuk menggantikan orang kedua tunggal. Tetapi pada masa
sekarang ini nilai keagungan itu sudah tidak terasa lagi, karena terlalu sering
dipakai.
c. Untuk orang III
Untuk orang ketiga dipergunakan juga
kaata-kata beliau, sedang bagi yang telah meninggal dipakai kata mendiang,
almarhum atau almarhumah.
2.
Kata Ganti Kepunyaan atau Pronomina Posesif
Kata ganti kepunyaan adalah segala
kata yang menggantikan kata ganti orang dalam kedudukan sebagai pemilik: -ku,
-mu, -nya, kami, kamu, mereka. Sebenarnya pembagian ini dalam bahasa
Indonesia tidak diperlukan sebab yang disebut kata ganti kepunyaan itu sama
saja dengan kata ganti orang dalam fungsinya sebagai pemilik. Dalam fungsinya
sebagai pemilik ini, kata-kata tersebut mengambil bentuk-bentuk ringkas dan
dirangkaikan saja di belakang kata-kata yang diterangkannya.
·
bajuku
= baju aku
·
bajumu = baju engkau
·
bajunya = baju n + ia
Bentuk-bentuk ringkas ini yang
diletakkan di belakang sebuah kata disebut enklitis . Bentuk enklitis
ini dipakai juga untuk menunjukkan fungsi kata ganti orang, bila kata ganti
orang itu menduduki jabatan obyek atau mengikuti suatu kata depan:
padaku, padamu, padanya, bagiku,
bagimu, baginya, dan
lain-lain.
Apabila bentuk-bentuk ringkas itu
dirangkaikan di depan sebuah kata disebut proklitis , misalnya kupukul,
kaupukul.
Di
atas telah disinggung bahwa apa yang dinamakan kata ganti kepunyaan itu dalam
bahasa Indonesia tidak pelu ada. Bahwa dalam bahasa Yunani-Latin terdapat
konsepsi ini, hal itu sejalan dengan struktur bahasa-bahasa tersebut. Sebagai
contoh, kata saya dalam bahasa Latin adalah ego dengan mengambil
bermacam-macam bentuk sesuai dengan fungsinya dalam kalimat: ego, mei, mihi,
me; tetapi dalam fungsinya sebagai pemilik terdapat bentuk meus,
yang akan mengambil semua bentuk sebagai kata-kata sifat sesuai dengan kata
benda yang diikutinya: meus, mei, meo, dan lain-lain. Jadi kata meus memiliki
deklinasi tersendiri. Bahasa Indonesia tidak demikian. Dalam segala hal kata saya,
misalnya, tetapi tidak berubah: saya berjalan, abang memukul saya, ia
memberi sebuah buku kepada saya, ia mengambil buku saya, dan sebagainya.
Kata saya dalam buku saya tidak mengurangi pengertian kita bahwa
kata itu adalah pengganti orang dengan fungsi sebagai pemilik sesuatu.
Kata ganti
(pronoun)
Kata ganti (pronoun) ialah kata yang dipergunakan untuk
menggantikan kata benda.
1.
Macam-macam kata ganti
Menurut
fungsinya kata ganti dibedakan sbb:
1. Kata ganti orang, ialah kata yang menggantikan
orang. Kata ganti orang ada tiga macam, yaitu:
a. Kata ganti
orang pertama
Contoh : saya,
aku, kami
b. Kata ganti
orang kedua
Contoh : kamu,
anda, engkau, saudara, bapak
c. Kata ganti
orang ketiga
Contoh : dia,
ia, beliau, -nya
2. Kata ganti milik, ialah kata ganti yang dipakai
di belakang kata benda yang menyatakan pemilikan.
Contoh: Bukuku
dipinjamnya.
Lukisannya sangat bagus.
3. Kata ganti penunjuk, ialah kata ganti untuk menunjukkan
sesuatu.
Contoh: Lemari itu
sangat besar.
Bulan ini
ia akan berangkat.
4. Kata ganti penghubung, ialah kata ganti yang berfungsi
sebagai penghubung dalam kalimat.
Contoh: Rumah yang
besar itu sekarang sudah dijual.
Gadis yang
ramah itu disenangi teman-temannya.
5. Kata ganti penanya, ialah kata yang dipergunakan untuk
bertanya atau menanyakan orang, benda, sifat, keadaan, waktun atau tempat.
Contoh: Dimana
kau simpan bukuku?
Siapa yang menempati rumahnenek?
Mengapa ia tidak datang? dsb.
. Kata Bilangan atau Numeralia
Kata bilangan
adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau urutan
tempat dari nama-nama benda.
Menurut
sifatnya kata bilangan dapat dibagi atas:
1. Kata bilangan utama
(numeralia cardinalia):satu, dua, tiga, empat, seratus, seribu,dan
sebagainya.
2. Kata bilangan tingkat
(numeralia ordinalia):pertama, kedua, ketiga, kelima, kesepuluh,
keseratus, dan sebagainya.
3. Kata bilangan tak
tentu:beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya
4. Kata bilangan
kumpulan:kedua, kesepuluh, dan sebagainya.
Penggunaan kata
bilangan adalah sebagai berikut:
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan
atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi.
a.
Angka digunakan untuk menyatakan:
b. Ukuran panjang, berat,
luas, dan isi,
c.
Satuan waktu,
d.
Nilai uang, dan
e.
Kuantitas .
2. Angka lazim dipakai
untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar
pada alamat.
Misalnya: Jalan tanah
abang 1 No. 15 Hotel Indonesia, Kamar 169
3. Angka digunakan
juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya: Bab
X,Pasal 5, halaman 252, Surah Yasin:9
4. Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf
dilakukan sebagai berikut.
Bilangan
utuh : dua ratus dua puluh dua (222)
Bilangan pecahan: seperdelapan
( ), dua per lima ( )
5. Penulisan
lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut
Misalnya:
Paku buwono X; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini; lihat bab , Pasal 5; dalam
bab ke-2 buku itu; di tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantor di
tingkat
6. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran
–an mengikuti cara yang berikut.
( lihat juga
keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, ayat 5).
7. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata dituis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang
bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya :
Amir menonton
drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga
ratus ekor ayam.
8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis
dengan huruf. Jika perlu, susuna kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak
dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo
mengundang 250 orang tamu.
Bukan :
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo
9. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar
dapat dieja sebagaian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya :
Perusahaan itu
baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk
indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang
10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan
huruf sekaligus dalam teks kecuali didalam dokumen resmi seperti akta dan
kuitansi.
Misalnya :
Kantor kami
mempunyai dua puluh orang pegawai.
Bukan :
Kantor kami
mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
11. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan
huruf, penulisanya harys tepat
Misalnya :
Saya lampirkan
tanda terima uang sebesar Rp.999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan
dan tujuh puluh lima perseratus rupiah)
Kata bantu bilangan dalam menyebut berapa jumlahnya
suatu barang, dalam bahasa Indonesia tidak saja dipakai kata bilangan, tetapi
selalu dipakai suatu kata yang menerangkan sifat atau macam barang itu.
Kata-kata semacam itu disebut kata bantu bilangan.
SIMPULAN.
Berdasarkan uraian di atas dapat di
simpulkan bahwa kata dapat di
kategorikan/diklasifikasikan berdasarkan makna, tujuan dan penempatan dengan
berfariasinya macam kata imbuhan dan kata sambung yang bisa kolaborasikan secara
tekstual dan pelafalan, dan kelas kata atau ketegori kata dapat kita paparkan diatas adalah
kategorikan/diklasifikasikan berdasarkan makna, tujuan dan penempatan dengan
berfariasinya macam kata imbuhan dan kata sambung yang bisa kolaborasikan secara
tekstual dan pelafalan, dan kelas kata atau ketegori kata dapat kita paparkan diatas adalah
Ø Kelas pronominia
Ø Kelas Numerlia
Sejauh ini
Kelas Kata/kategori Kata diketahui sebagai mana yang telah terurai, namun
sesuai perkembangan kata bisa jadi akan berubah sesuai dengan teori yang di sepakati oleh
ahli bahasa Indonesia.
sesuai perkembangan kata bisa jadi akan berubah sesuai dengan teori yang di sepakati oleh
ahli bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://uendy.wordpress.com/2008/11/27/pembagian-kelas-kata-dalam-bahasa-indonesia/ 22
juli 2012
2. http://khusnin.wordpress.com/2008/09/27/kategori-morfologi-kelas-kata-dalam-bahasa-
indonesia/ 22 juli 2012
3. http://eprints.undip.ac.id/5759/2/KELAS_KATA_DALAM_BAHASA_INDONESIA_SEB
UAH_TINJAUAN_STEREOTIP_JENDER.pdf 23 juli 2012
4. http://gramedia.com 23 juli 2012
5. Buku Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia (digital) hal: 51-54